
Dr. HM. Harry Mulya Zein lahir dan besar dari kultur kehidupan keberagaman yang ketat dan tumbuh menjadi pribadi yang penuh talenta. Masa kecil dan remajanya ia habiskan di tanah kelahiran nenek moyangnya, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Selepas tamat SMA Negeri I Pandeglang (1979), ia mengambil studi di FISIP UI Jakarta dan melanjutkan Strata 2 di falkutas yang sama yakni jurusan administrasi kebijakan publik. Di akhir 2010, dia berhasil menamatkan program Doktor ilmu pemerintahan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. selain studi dalam Negeri, Dr. HM Harry Mulya Zein juga pernah mengenyam dunia pendidikan di Australia dalam program Regional Planning pada tahun 1994 dan Infrastructure and solid waste di Thailand 2002.
Keceintaannya terhadap ilmu pengetahuan inilah yang menjadi bekal ia meniti karir di dunia birokrasi. Beberapa pos-pos stratagis pernah ia raih di wilayah pemerintahan Kota Tangerang. Pos-pos strategis itu diantaranya sebagai Camat Cipondoh 1999-2001, asisten pengendalian pembangunan 2001-2002, asisten pemerintah 2011 dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang 2003.
Jejak karir inilah kemudian mendorong dirinya menduduki pos strategis di Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sebagai Sekretaris Daerah (Sekot) Kota Tangerang dari tahun 2003 hingga sekarang.
Di tengah kesibukannya sebagai birokrat, ia menyempatkan diri dengan menulis artikel di beberapa media nasional dan lokal, diantaranya HU Kompas, Media Indonesia, Indopos, Republika, SatelitNews, Harian Tangerang, Radar Banten, dan Pikiran Rakyat. selain artikel-artikel tersebut, ia pun rajin menulis, hasil karya putra Pandeglang ini antaranya, "kultur birokrasi menebar kepentingan warga (2009)", "pengabdian sang birokrat: mengabdi setulus hati (2010), dan "gerakan reformasi birokrasi dari dalam". Baginya menulis adalah eksplorasi intelektual, sementara bekerja sebagai birokrat adalah penjelmaan untuk mengabdi kepada masyarakat.
Selain menulis, HMZ, begitu ia sering didengungkan banyak orang, juga menjadi editor beberapa buku, di antaranya "wajah kota industri (1998)", "dunia pendidikan, akal budi dan visi Kota Tangerang (2005)", "ziarah budaya Kota Tangerang, menuju masyarakat berperadaban Akhlaqul Karimah (2005)", "manajemen spritual menuju masyarakat berakhlakul karimah (2004)", "memahamialquran menjelajah Islam, mengenang sejarah MTQ (2006)", "piagam akhlakul (2007)", "nasihat bagi birkrat (2008)", "Akhlaqul Karimah itu perlu (2008)", dan "berbagai ragam model Akhlaqul Karimah (2008)". (ZIE/HAM)
- Van Halen: Ibu Saya Dari Rangkasbitung
- Mengenal Abah Falak, Ulama Kharismatik Banten Keturunan Walisongo
- Sumardi, SH, MH : Profesionalisme Dalam Berkarir
- Sunarto 'HABI' Persembahan Untuk Kota Tangerang
- Hilmi Fuad: Berpolitik pun Ibadah
- Abah Hasan, Prof. DR. (HC). H. Tubagus Chasan Sochib
- Syafrudin, Tokoh 'Pemberontak' Banten Yg Kini Menjadi Pahlawan