

Dalam sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak pernah ada seseorang yang bisa mengajukan dirinya untuk menjadi calon anggota legislatif ataupun eksekutif, misalnya. Semuanya terstruktur, pihak Panitia Pemilu Raya di tingkat internal yang menentukan sesorang layak tidaknya maju menjadi calon pemimpin daerah atau pun seorang anggota Dewan.
“Budaya di PKS, memang tidak ada seseorang yang mencalonkan dirinya sendiri atau minta untuk ikut maju pada sebuah pemilu. Semuanya tim penilai di struktrur di atasnya yang berhak menilai dan menentukan siapa yang layak maju. Ada AD dan ART-nya di partai. Nah, kalau untuk tingkat nasional atau pusat, Dewan Syuro yang menentukan para calon legislatif maupun eksekutif. Dewan Syuro merupakan musyawarah tetinggi di PKS,” ungkap Hilmi Fuad Ketua DPD PKS Kota Tangerang, mengawali kisah bagaimana sesungguhnya nafas serta budaya politik partainya.
“Hal ini memang rada berbeda dengan partai-partai lain yang ada di negeri ini. Termasuk ketika saya menjadi calon wakil Wali Kota mendampingi Bang Abdul Syukur pada Pilkada Kota Tangerang kemarin, itu bukan saya sendiri yang menentukan tapi penilaian dari struktur di atas, di tingkat wilayah, terus naik secara berjenjang. Jadi bisa dibilang sebagai penugasan partai pada kadernya. Memang begitu model di PKS,” lanjut Hilmi yang juga Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Tangerang.
Hilmi tak lupa menjelaskan kalau basis PKS sendiri sejak mula adalah para aktivis ke-Islaman dan masjid. Dia sendiri mengaku sejak masih mahasiswa sudah menjadi aktivis organisasi ke-Islaman. Dan ketika dulu Hilmi pertamakali bergabung di DPC PKS, dimulainya karir politik dengan harus masuk di struktur terlebih dulu. Artinya, dirinya tetap menjalani proses yang tidaklah bisa dibilang singkat. Merajut karir dalam dunia politik memang membutuhkan waktu, sebagaimana ujar Helmi. Dia tetap bersyukur kalau sejauh ini partai maupun masyarakat yang ia wakili di gedung dewan, menilai dirinya memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu. Keberpihakan pada masyarakat memang senantiasa Hilmi kedepankan.
Hilmi Fuad, sebuah nama yang agaknya sudah tak lagi asing di telinga masyarakat Banten umumnya, terlebih Kota Tangerang khususnya. Politisi muda ini sekarang kembali berkiprah di gedung Dewan Kota Tangerang dan duduk sebagai Wakil Ketua Komisi III. Pada periode 2009 hingga 2014 lalu, Hilmi sempat pula menjadi anggota Dewan Provinsi Banten. Terjun ke politik agaknya sungguh telah menjadi pilihan hidup seorang Hilmi.
“Saya senantiasa menjaga komitment dan loyalitas pada partai. Alhamdulillah sejauh ini saya dinilai layak dan memiliki kemampuan untuk memimpin setidaknya di kawasan Kota Tangerang ini,” ujar Hilmi. Apalagi, sambungnya, seorang Ketua Kaderisasi di PKS tak lain termasuk dalam jajaran pimpinan di partai. Selama dirinya menakhodai PKS Kota Tangerang, Hilmi berupaya untuk sebisa mungkin membantu pihak pemerintah kota dalam melakukan pelayanan pada masyarakat. Baginya, penting agar rakyat dalam terlayani dengan adil dan merata.
Disadarinya kalau tak seluruh program Pemkot bisa diserap masyarakat terutama lapis bawah. Dibuatnya pula program edukasi pada masyarakat agar mengetahui juga hak-hak mereka. “Misalnya, masyarakat Kota Tangerang ini sudah memperoleh fasilitas berobat gratis. Tapi ‘kan transportasi mereka tidak gratis. Itulah mengapa PKS menyiapkan ambulance berikut relawan keadilan untuk memandu masyarakat yang membutuhkan. Itu salah satu program yang PKS lakukan untuk rakyat,” tutur Hilmi sungguh-sungguh.
Dimata Hilmi, menjalani kehidupan berpolitik membuatnya dapat lebih memungkinkan berbuat lebih banyak bagi orang lain. Dan dengan berpolitik santun sekaligus beretika, bakal mendatangkan keberkahan lantaran menjadikan karirnya saat ini sebagai sebuah ibadah.
“Sejak masih menjadi anggota Dewan provinsi pada periode lalu pun, tak sedikit saya mengkritisi pemerintah daerah bilamana memang lamban dalam kinerjanya. Juga dalam turut andil dalam ikut mempertahankan aset daerah yang memang merupakan hak kita,” ketusnya bersemangat. Politisi satu ini agaknya menyadari betul akan fungsinya sebagai wakil rakyat, yakni senantiasa menyuarakan aspirasi khalayak tak segan-segan atau berani mengkritisi pihak pemerintah daerah bilamana kepentingan khalayak terusik atau terabaikan. Bagi seorang Hilmi, persembahan terindah bagi masyarakat adalah keberpihakan pada rakyat itu sendiri. (IST)
BIODATA :
Nama : Hilmi Fuad, ST, M.Kom Kelahiran : 16 Mei 1970 Agama : Islam Istri : Nurhidayah Anak : Azka Hanif AlmadaniPendidikan :
2005– 2007- S2 Universitas Budi Luhur Jurusan Management Information System 2003–2005 - S1 Sekolah Tinggi Teknik Yuppentek Jurusan Teknik Mesin 1989–1992 - D3 Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Mesin
Pendidikan Non Formal :
1999 Loka Karya Pemasyarakatan kurikulum SMK 1994 In House Training (IHT) penyusunan Prog kerja peningkatan Kinerja Sekolah 2002 Diklat Pengembangan SIM dan Homepage SMK I Diklat Sistem Informasi Management & Homepage II Seminar Inovasi Teknopreuneurship di Bidang Industri Telematika
1986 - 1989 Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Anggota 1990 - 1991 Senat Mahasiswa STP Jakarta, sebagai Bidang Kerohanian Islam Tugas : mengkoordinir unit kegiatan kerohanian Islam Kampus 2006 – 2010 Anggota Majelis Pertimbangan PartaiTingkat wilayah Banten.
- Van Halen: Ibu Saya Dari Rangkasbitung
- Mengenal Abah Falak, Ulama Kharismatik Banten Keturunan Walisongo
- Sumardi, SH, MH : Profesionalisme Dalam Berkarir
- Sunarto 'HABI' Persembahan Untuk Kota Tangerang
- Abah Hasan, Prof. DR. (HC). H. Tubagus Chasan Sochib
- HMZ, Antara Eksplorasi Intelektual & Penjelmaan Sebuah Pengabdian
- Syafrudin, Tokoh 'Pemberontak' Banten Yg Kini Menjadi Pahlawan