

BANTENEXPRES - Anggota DPRD Provinsi Banten dapil Tangerang I asal PDI Perjuangan Sri Hartati melihat saat ini perkembangan kemajuan kaum perempuan sudah menggeliat.
Hal itu dikatakan dia seusai menjadi nara sumber diskusi publik yang digelar HMI mengakat tema "Peran Perempuan Dalam Kancah Politik Menuju Pemilu 2024", di Gedung MUI Kota Tangerang, Rabu (01/03).
"Dari diskusi hari ini kita melihat sudah ada kemajuan ada keiinginan dalam perempuan untuk maju di kancah perpolitikan," ujar dia kepada pewarta.
Dengan adanya diskusi tersebut, kata dia, sebagai langkah yang baik bagi perempuan untuk bagaimana kaum perempuan mampu mengisi kekosongan yang ada.
Sri berkata, dari hasil diskusi inilah ada sebuah rekomendasi dan rekomendasi itu dipublish agar menjadi panduan bagi para perempuan untuk berani berpolitik. Berani menjadi calon anggota legislatif, berani menjadi politisi.
"Ketika tidak terjadi diskusi-diskusi seperti ini, kesenjangan kaum perempuan untuk menjadi seorang politisi pasti berat, pasti ketakutan yang ada. Padahal masyarakat dan negara butuh perempuan," tegas Sri.
Jangan sampai perempuan jumlahnya saja yang banyak, tapi peran serta perempuan juga harus lebih banyak.
"Inikan salah kaprah, jumlahnya saja yang banyak tapi peran dan kiprahnya tidak banyak. Ini yang menjadi pemikiran bersama," cetusnya.
Karena dengan Undang-undang [kuota] 30 persen perempuan untuk menjadi anggota legislatif belum tercapai hari ini, menurut dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, ada keinginan dari perempuan-perempuan di Provinsi Banten khususnya Kota Tangerang untuk menjadi calon anggota legislatif dan itu sebagai langkah maju bagi kaum perempuan
"Karena apa? sampai hari ini ketika perempuan di dalam kebijakan legislatif tidak memenuhi standar yang kita inginkan, dalam rangka kebutuhan perempuan ibu dan anak. Contohnya kesehatan pendidikan, pasti berat untuk perjuangan itu," Sri memaparkan.
Oleh karenanya, ia berharap bagaimana perempuan ikut berfikir bagaimana kesejahteraan rakyat terwujud dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh para pemangku.
Kendati begitu, ia menyebutkan para perempuan-perempuan yang akan memasuki kancah perpolitikan ini juga memiliki tantangan tersendiri.
"Pastinya tantanganya bermacam-macam. Bahwa politik itu menakutkan, jahat, politik itu kotor. Tadi saya sampaikan bahwa politik itu kebaikan," ujarnya.
"Ketika kita ingin berbuat baik masuklah ke dalam politik. Politik itu bagaimana berfikir mensejahterakan rakyat," tegasnya lagi.
Ia pun mengajak untuk meninggalkan politik kotor politik yang jahat, ada politik santun yang mesti dimulai dan dilakukan.
"Politik santun yaitu yang hanya untuk kepentingan rakyat. ketika politik jahat politik kotor, lho untuk apa? Tidak ada lagi kepentingan rakyat yang menjadi maindsetnya ketika menjadi politisi," kata dia.
"Kalau sudah baik, kebijakan-kebijakan yang dilakukanya pun pasti baik," imbuh Sri.
Sementara untuk menghapus stigma politik jahat politik kotor itu harus ada edukasi-edukasi politik. Seperti diskusi publik hari ini yang digelar HMI bidang perempuan.
(ZIE/GUNG)
- Di Banten, Anies Tegaskan Ingin Demokrasi yang Kokoh Bukan yang Dioyak-Oyak
- Roy Marjuk: Masyarakat Ingin Perubahan Saya Dipaksa Jadi Ketua RW
- Krisis Pembelaan Terhadap Islam, Rano Alfath Ajak Umat Bela Agama Islam
- Ingin Kantor Golkar Sejuk, Sachrudin Airin Serahkan Pohon Baobab Ke DPP Golkar
- Tensi 2024 Panas Ma'ruf Amin Minta Polarisasi Politik Identitas Dicegah
- Pontjo Prayogo Resmi Jadi Anggota DPRD Kota Tangerang
- Target Hattrick, PDIP Kota Tangerang Bidik Pemilih Muda dengan Menggelar Mobile Legend