BANTENEXPRES - Kuasa hukum dari Firma Hukum Zulkifli Daniel & Partners mengajukan permohonan pembatalan Hak Atas Sertifikat Tanah PT Villa Permata Cibodas, kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Permohonan itu tertuang dalam surat Firma Hukum dengan Nomor: 139/ZD-PPH/X/2022 tertanggal 17 Oktober 2022. Yang intinya, pihak Firma Hukum meminta pembatalan sertifikat tanah yang kini diduga dikuasai oleh PT Villa Permata Cibodas seluas hampir 21 hektare.

Dalam surat tersebut diungkapkan, bahwa pihak Firma Hukum Zulkifli Daniel & Partners, diberikan kuasa dari Ferry Willem Kokali yang mengaku masih memiliki hak atas tanah yang berlokasi di Kampung Sukasari, Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang yang kini nampak sudah mulai berdiri bangunan yang dilakukan pengembang PT Villa Permata Cibodas.

"Kami mendapatkan kuasa dari pak Ferry pada tanggal 3 Oktober 2022 kemarin, dan sudah melakukan kajian," kata Jemmy Recky Lombone juru bicara kuasa hukum  Zulkifli Daniel & Partner, dalam siaran pers diterima BantenExpres, Selasa (01/11).

Pihaknya sangat yakin dengan bukti-bukti kepemilikan lahan, pembayaran pajak, dan akta jual beli yang dimiliki kliennya [Ferry Willem Kokali].

"Bahwa PT Villa Permata Cibodas sudah melakukan tindakan melawan hukum dengan menyerobot lahan klien kami," ujarnya menegaskan.

Dijelaskan Jemmy, kliennya tersebut merupakan pemilik 78 bidang lahan sesuai Akta Jual Beli (AJB) dihadapan Camat Cibodas saat itu, Gunawan Priahutama pada tahun 2019 lalu.

BACA JUGA: Tolak Relokasi Makam, Massa Gelar Aksi di Kantor Wali Kota Tangerang sampai Nginep!

"Setiap AJB tanah klien kami sudah diukur masing-masing bidang tanahnya. Semua ada di Blok 04. Semua tanah yang dibeli juga sudah dibalik nama di buku tanah C Kelurahan Panunggangan Barat. Bukti kami sah dan meyakinkan," bebernya.

Kejanggalan terjadi, sebut Jemmy, saat adanya Perpanjangan Sertifikat Hak Guna Bangun (SHGB) yang dilalukan PT Villa Permata Cibodas Nomor 188/Panunggangan Barat, yang harusnya berlokasi di Blok 10. Namun, setelah perpanjangan oleh pihak BPN lokasi tanah Nomor 188 berubah ke Blok 04 milik kliennya.

"Harusnya tanah PT Villa Permata Cibodas ada di Blok 10 bukan di Blok 04 yang sah milik Pak Ferry Willem Kokali. Ini sangat janggal. Jelas sekali kami duga ada permainan mafia tanah yang melibatkan oknum-oknum di BPN dan Pemerintahan. Terlebih adanya perubahan lokasi SHGB yang diklaim di atas tanah klien kami," tururnya.

Atas kejanggalan tersebut, Jemmy bersama rekan Firma Hukumnya melaporkan adanya dugaan penyerobotan tanah dan adanya oknum mafia tanah tersebut ke Kementerian ATR/BPN. "Tuntutan kami jelas, minta pembatalan sertifikat PT Villa Permata Cibodas yang menyerobot lahan pak Ferry," tegas dia.

Selain melaporkan ke pihak Kementerian, Jemmy menyebutkan juga bahwa surat gugatan dan laporan sudah pihaknya layangkan ke Satgas Mafia Tanah, Satpol PP Kota Tangerang, serta Dinas Tata Ruang Kota Tangerang.

Sementara itu, awak media ini mencoba menghubungi perwakilan PT Villa Permata Cibodas melalui Humas Lippo Gruop, Paulus, untuk mengkonfirmasi terkait diatas. Namun, tidak direspon.

(ZIE/MAN)