Lapsus
Jumat 08 Desember 2017 02:04
Warga korban gusuran ini menahan kesedihan dan memilih tetap tinggal dilokasi, diarea kuburan. (BantenExpres | Azie Stianegara)
\"Share

TANGERANG – Puluhan warga Kampung Mekarsari di RT002/006, Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas Kota Tangerang, pasca penertiban lahan, yang belasan tahun mereka duduki masih memilih bertahan dilokasi dengan menempati area pemakaman, Kamis (07/12).

Dari pantauan media ini dilapangan, warga mengumpulkan sisa-sisa barang bekas yang tertimbun dantara reruntuhan puing gusuran. Mereka beralasan tetap tinggal dilokasi karena tidak ada tempat tinggal lagi.

Juga Pemerintah Kota Tangerang belum menyiapkan lahan relokasi sementara, usai rumah mereka diratakan alat berat, pada Rabu (06/12) kemarin. Tempat tinggal warga yang kebanyakan berprofesi sebagai pemulung ini adalah tanah fasos fasum milik pengembang Palem Semi yang diserahterimakan ke Pemerintah Kota Tangerang.

Nani (32 tahun) warga korban gusuran, mengatakan, sangat menyangkan Pemerintah Kota Tangerang yang tidak peduli nasib warga usai tempat tinggalnya dirobohkan alat-alat berat.

“Saya sudah punya KK (Kartu Keluarga) da KTP Kota Tangerang, tapi dari pemerintah sama sekali tidak ada kepeduliannya kepada kami. Sekarang kami sudah tidak punya tempat tinggal lagi, terpaksa kami tetap tinggal di kuburan ini,” cetus dia kepada BantenExpres, matanya terlihat berkaca-kaca menahan kepedihan kesedihan yang amat mendalam.

Dia berharap Pemerintah Kota Tangerang tidak hanya menggusur, namun ia meminta hak warga diberikan tempat tinggal yang layak. “Tolong pak bilangin sama pemerintah, peduli kepada kami. Kami juga sama warga Kota Tangerang,” ujar dia terbata.

Senada dikatakan Nani, warga lainnya menimpahi, bahwa seharusnya Pemerintah Kota Tangerang tidak hanya mengusir, akan tetapi juga mau melihat kondisi warga secara kemanusiaan.

“Kami sudah tinggal puluhan tahun pak disini. Sedih dan sangat terpukul melihat penggusuran kemarin. Kami berharap masih banyak yang peduli dengan kami,” lirih warga.

Sementara, Ketua DPD Banten Ormas GAIB Perjuangan, Dulamin Zhigo, yang juga turut menjenguk warga korban gusuran bersama aktivis Tangerang lainnya, menyesalkan sikap Pemerintah Kota Tangerang yang terkesan sewenang-wenang menggusur masyarakat.

“Ini yang dinamakan menggusur kemiskinan. Pemerintah Kota Tangerang menggusur tanpa lagi memperhatikan rasa kemanusiaan dimana warga gusuran tidak ada tempat tingggal lagi. Kemana hati pemimpin Kota Tangerang,” cetus dia.

Ia merasa perihatin atas nasib korban gusuran yang kini menempati area kuburan. Kata Zhigo, Pemerintah Kota Tangerang jangan lepas tangan usai melakukan penertiban atas ratusan warga di Kampung Mekarsari tersebut.

“Mereka sudah punya KTP KK, artinya mereka warga Kota Tangerang, jangan seenaknya menggusur kemudian mereka (warga) tidak diperhatikan, bahkan dibiarkan tinggal dikuburan seperti ini. Ini sungguh keterlaluan, dimana letak rasa prikemanusiaanya, katanya Walikota Tangerang sudah banyak menuai prestasi, tapi mana perhatian kepada masyarakatnya. Ini jelas Dzalim,” ketus Zhigo geram.

Diketahui, Pemerintah Kota Tangerang pada Rabu (06/12), menertibkan ratusan rumah semi permanen yang ditempati puluhan KK dan ribuan jiwa di RT002/006, Kampung Mekarsari Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.

Pemerintah Kota Tangerang menertibkan bahwa tanah yang ditempati warga ini adalah lahan, fasos dan fasum.

Atas dasar, antaranya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Surat Perintah Walikota Tangerang Nomor: 800/4060 pem- 4 Desember 2017, Perihal penertiban Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan Palem Semi Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas.

Sebelumnya juga Pemerintah Kota Tangerang melalui prangkat Satuan Polisi Pamong Praja, telah melayangkan surat, yang dilayangkan kepada RT.002. Perihal pemberitahuan dan pengosongan lahan. Surat peringatan tersebut sampai pada SP-III, tertanggal 25 September 2017. (EDY/ZIE)

Tentang Kami | Hubungi Kami | Redaksi | Disclaimer

PT BantenExpres Siber Media ©2018     develop by mitratek