Nasional
Sabtu 28 September 2024 23:11
Diskusi Forum Tanah Air (FTA) dibubarkan oleh orang-orang tak dikenal. (FOTO: dok-FTA)
\"Share

BANTENEXPRES - Dalam dua hari berturut turut kita dipertontonkan bagaimana aksi damai gerakan pro demokrasi harus dibenturkan dengan para oknum preman. Setelah sehari sebelumnya aksi teatrikal 'Raja Jawa' yang digelar aliansi masyarakat sipil di Jakarta, diwarnai kericuhan oleh sejumlah orang tak dikenal menghalau mereka di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (23/09).

Juga, hari ini, Sabtu (28/09) peristiwa kekerasan kembali terulang, dimana Forum Tanah Air (FTA) yang digelar para Diaspora Indonesia di Hotel Grand Kemang, Mampang, Jakarta Selatan, dibubarkan oleh sekelompok orang tak dikenal.

Atas peristiwa tersebut, Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Mathla’ul Anwar (DPP GEMA MA), mengecam keras terjadinya aksi kekerasan dan penyerangan kelompok tak dikenal terhadap kegiatan masyarakat sipil dua hari berturut turut ini.

GEMA MA menduga, gerakan itu tidak berdiri sendiri tapi sengaja digerakan pihak tertentu, dan jika dibiarkan akan berdampak buruk untuk  
perkembangan demokrasi di Indonesia.

"Kami mengecam keras aksi premanisme yang dilakukan oknum-oknum tak dikenal, yang dengan sengaja melakukan intimidasi dan penyerangan terhadap gerakan pro demokrasi oleh masyarakat sipil, dan patut diduga mereka tidak berdiri sendiri tapi sengaja digerakan pihak tertentu untuk mengintimidasi dan merusak kebebasan menyampaikan pendapat," kata Ketua Umum DPP Gema MA, Ahmad Nawawi, Sabtu (28/09) malam.

Jika hal tersebut dibiarkan tentu akan berdampak buruk untuk perkembangan demokrasi di Indonesia, menurut Nawawi.

Kata dia, setiap orang atau kelompok berbeda pandangan dan aspirasi politik. Namun, silahkan saja gagasan pemikiran dilawan juga oleh gagasan pemikiran, jangan kemudian dihambat dan dibungkam oleh kekerasan dan premanisme, karena berdiskusi dan mengeluarkan pendapat jelas dan tegas dilindungi Undang-undang.

"Kekerasan terhadap kebebasan berpendapat adalah pelanggaran serius terhadap hukum, HAM dan demokrasi," cetus Nawawi.

Ia mengatakan, bahwa negara tidak boleh kalah oleh oknum yang mecoba menghambat kebebasan berpendapat terlebih dengan tindakan kekerasan dan premanisme.

Oleh karena itu, pihaknya berharap aparat hukum hadir dan melindungi setiap penyampaian aspirasi, dan mendukung aparat penegak hukum mengambil tindakan tegas terhadap siapapun dalang intelektual dan pelaku lapangan aksi kekerasan tersebut.
 
Tindakan kekerasan terhadap kebebasan berpendapat sipil tidak dapat dibenarkan atas dalih dan alasan apapun. Karena sebagai pelanggaran sangat serius terhadap hukum.

"Untuk itu kami mendukung aparat hukum menindak tegas dan tuntas siapapun dalang intelektual dan pelaku dilapangan yang melakukan tindakan kekerasan terhadap kebebasan berpendapat sipil dan gerakan
pro demokrasi ini," tegas Nawawi.

Sebelumnya diberitakan, Forum Tanah Air (FTA) menggelar diskusi di sebuah hotel di Kemang, Jakarta Selatan. Diskusi tersebut tiba-tiba dibubarkan sekelompok orang dan sempat menuai kericuhan.

Diskusi yang dihadiri sejumlah tokoh, mulai dari Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, Din Syamsudin, dan sejumlah tokoh lain itu tiba-tiba didatangi masa. Bahkan sekelompok orang telah hadir di lokasi dan melakukan orasi di depan hotel sebelum acara dimulai.

Tak berapa lama, acara pun dibatalkan dan hanya menjadi konferensi pers. Dalam konferensi pers itu, para pembicara mengecam tindakan brutal kelompok massa dan menyayangkan aparat keamanan yang tidak menjaga kegiatan tersebut.

Terpisah, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat Idhal menyebut telah mengidentifikasi sejumlah pelaku yang membubarkan paksa acara tersebut.

"Sudah kita identifikasi dan ketahui nama-nama pelakuknya, akan segera kita tangkap dan proses hukum. Ada 10 orang," kata Kapolres Ade Rahmat.

(ZIE/GUNG)

Tentang Kami | Hubungi Kami | Redaksi | Disclaimer

PT BantenExpres Siber Media ©2018     develop by mitratek