Lapsus
Jumat 11 Oktober 2019 08:04
Sarana Olah Sampah (SOS) dari limbah pempers, di Karawaci Kota Tangerang. (BantenExpres | Azie Stianegara)
\"Share

TANGERANG – Mungkin kita semua tidak bisa membayangkan limbah pempers alias bekas popok yang kerap digunakan bayi dapat juga bermanfaat bagi lingkungan. Dan bahkan dapat bernilai ekonomis setelah limbah popok diurai/diolah bisa menjadi sebagai pupuk, media tanam dan kerajinan tangan.

Atau bahkan saat kita mendengar pampers (popok), pertama kali yang akan terlintas dalam benak kita semua, mungkin sebagai sampah yang menjijikan karena bau yang amat menyengat, yang sering kita jumpai di tempat pembuangan sampah.

Karena saking jijiknya limbah pempers yang sudah pasti terdapat kotoran tersebut, sehingga para pemulung pun enggan memumungtnya untuk dapat diolah atau dimanfaatkan kembali seperti limbah-limbah sampah pada umumnya.

Namun, tahukah kita? dibalik limbah pampers (popok) yang menjijikan nan jorok itu, sebenarnya ada banyak manfaat yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti untuk pertanian. Karena gel yang terdapat didalam pempers tersebut dapat digunakan untuk menampung air.

“Tidak hanya itu (Gel), limbah popok ini juga menghasilkan zat cair dan padat, yang dapat dibuat untuk menjadi kerajinan tangan. Seperti asbak, pot bunga dan bahkan bisa untuk bahan fiber,” terang Atun-Leader pengelola SOS (Sarana Olah Sampah) saat ditemui di tempat pengolahan limbah ini.

Kepada BantenExpres, di lokasi proses pengolahan popok bayi bekas menjadi pupuk dan media tanam, di TPST Perum Benoa Indah, Pabuaran Tumpeng, Karawaci Kota Tangerang, Rabu (09/10) kemarin, Atun juga menjelaskan proses dan kerja pengolahan hingga mejadi sesuatu yang luar biasa dari limbah yang menjijikan itu.

“Prosesnya bisa dua pekan atau dua minggu. Memang butuh waktu lama, selain saat ini kita juga masih sedikit terkendala di alat penghancur/pengolahan popok ini, atau yang biasa kita sebut dengan mesin Digester, tempat proses kompos cari dan padat ini,” jelas dia.

BACA JUGA: DLH Kota Tangerang Tingkatkan Pelaporan Pengelolaan Limbah B3 Berbasis Online

Baru setelah proses ini berjalan 7 hari dari Digester, kemudian berlanjut lagi di proses penyulingan yang memakan waktu satu minggu lagi, lanjut Atun. “Setelah proses-proses tersebut dilalui dan selesai, barulah kita dapatkan hasilnya, berupa zat cair, padat dan gel tadi,” ucapnya.

Kata Atun, gel-gel yang terkandung dalam pempers (popok) tersebut sangat bagus untuk menyerap air sehingga dapat mempertahankan kelembaban tanah. “Gel-gel itu sebagai media nutrisi dan pupuk cair. Kalau kita gunakan untuk tanaman seperti cabai, ini akan bagus,” kata Atun sembari memperlihatkan tanaman-tanaman yang sudah menggunakan pupuk dari gel pempers.

Sementara, sambung dia lagi, hidroponik bisa bermanfaat juga untuk menjaga cairan nutrisi tidak cepat kering. “Kedua, zat cair yang dihasilkan dari limbah popok ini nyatanya sangat bagus sekali untuk nutrisi tanaman. Dan ini aman karena kita sudah uji lab,” kata dia.

“Selain itu, yang terpenting adalah kita ingin mengedukasi masyarakat. Bahwa sampah semacam ini [popok] juga bisa diolah dimanfaatkan lagi untuk lingkungan kita, selain mengurangi sampah pempers,” ujar Atun.

Sebagai informasi, limbah/sampah pempers yang diolah ditempat ini didapatkan dari partisipasi masyarakat. Atun menambahkan dapat kiriman popok bayi bekas hingga 70 Kg per harinya.

“Mangga bagi masyarkat yang ingin belajar cara mengolah popok bayi bekas ini agar berguna bahkan bisa bernilai ekonomis, datang ke tempat kita, sembari belajar menanamkan lingkungan sehat,” tandas Atun mengakhiri perbincangan siang itu. (ZIE)

BACA JUGA: Pemkot Tangerang Komitmen Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Tentang Kami | Hubungi Kami | Redaksi | Disclaimer

PT BantenExpres Siber Media ©2018     develop by mitratek