Lapsus
Sabtu 03 Mei 2025 23:18
Urang Kanekes membawa hasil bumi seperti pisang dan lainnya untuk diserahkan kepada bapak gede, dalam tradisi adat Seba Baduy. (FOTO: dok-IST)
\"Share

BANTENEXPRES - Urang Kanekes Baduy menamakan Seba Baduy Tahun 2025 dengan sebutan Seba Gède (Baca-Seba Besar) dengan jumlah Urang Kanekes Baduy sebanyak 1.769 orang terdiri dari Baduy Luar dan Baduy Dalam.

Dari jumlah tersebut, 69 orang diantaranya berasal dari Baduy Dalam. Sementara itu, jumlah Urang Kanekes Baduy yang baru pertama kali melaksanakan Seba Baduy sebanyak 145 orang.

Ada yang berbeda dari Seba Gède yang berlangsung tahun 2025 ini, di mana Seba Gède ditandai dengan perolehan hasil panen Urang Kanekes Baduy yang melimpah serta jumlah peserta Seba lebih banyak dibandingkan Seba Lètik (Seba Kecil) tahun 2024 lalu.

Selain itu, Seba Gède ditandai dengan dibawanya perkakas dapur dan sejumlah hasil bumi lainnya tidak terkecuali Laksa yang akan diserahkan pada saat ritual Murwa Seba kepada Bapa Gède (Gubernur Banten).

"Seba Gède pesertanya banyak ada 1.769 termasuk 69 dari Baduy Dalam. Untuk yang baru ikut Seba ada sekitar 145 orang," kata Jaro Oom di Gedung Negara Provinsi Banten, Sabtu (03/05).

"Ritual sakral yang akan diberikan pada saat Murwa Seba yaitu laksa dari hasil tani kemudian diolah dan dijadikan Laksa yang dibawa dengan jalan kaki dan dititipkan kepada Baduy Dalam dan dibawanya tidak boleh pakai kendaraan harus jalan kaki," terangnya.

Jaro Oom menjelaskan bahwa, Seba Baduy bukan hanya tentang silaturahmi dan berkunjung saja, maknanya lebih dalam yakni menjelankan amanat dan titipan leluhur yang wajib dijalankan setiap tahun.

"Seba Baduy bukan dalam arti silaturahmi atau saba (Berkunjung) saja tetapi kami menjalankan amanat titipan dari leluhur setiap 1 tahun sekali dan itu harus dilaksanakan dan dijalankan," petik Jaro Oom.

Menurutnya, yang disetorkan atau yang diserahkan pada Bapa Gède bukan dalam artian upeti melainkan hasil bumi yang masuk dalam tradisi dan kebudayaan Urang Kanekes Baduy.

"Yang disetorkan itu adalah hasil bumi atau hasil panen bukan dalam arti 'upeti' melainkan tradisi dan kebudayaan untuk menunaikan amanat leluhur sesuai peraturan," jelas Jaro Oom.

Di tempat yang sama, Gubernur Banten Andra Soni menyampaikan bahwa Seba Baduy bukan sebagai tontonan belaka melainkan sebagai tuntunan.

"Kita jadikan ini bukan sebagai tontonan tetapi sebagai tuntunan," Kata Gubernur Andra dalam keterangan resmi bantenprov.

"Mereka datang membawa pesan tentang alam, harmoni dengan alam dan mereka membawa pesan tentang bagaimana kita bisa terus menjadi saudara, menjaga persatuan dan kesatuan," jelasnya.

Ke depan ia akan mempersiapkan acara Seba Baduy lebih meriah lagi. Andra juga mengimbau agar publikasi dilaksanakan secara maksimal agar diketahui oleh masyarakat luas.

"Saya ingin hari ini dilaksanakan maksimal dan publikasinya lebih besar lagi dan literasi yang disampaikan ke masyarakat lebih kuat agar keingintahuan masyarakat tentang Urang Kanekes Baduy semakin bagus lagi dan ke depan kita akan siapkan acara yang lebih meriah lagi," tutur Andra Soni.

Sebagai informasi, Seba Baduy tahun 2025 diikuti sebanyak 1.769 orang dari Baduy Luar dan Baduy Dalam yang dilaksanakan selama tiga (3) hari, dari tanggal 2-4 Mei. Perjalanan Seba Baduy di mulai dari Pendopo Lebak dan berakhir di Gedung Negara Provinsi Banten (eks Pendopo Gubernur Banten).

(MUH/ZIE)

Tentang Kami | Hubungi Kami | Redaksi | Disclaimer

PT BantenExpres Siber Media ©2018     develop by mitratek