

BANTENEXPRES - Fenomena corat-coret baju seragam sekolah pasca pengumuman kelulusan tampaknya sering dijumpai di sudut masyarakat. Kegiatan ini biasanya dilatarbelakangi oleh ungkapan kegembiraan pasca melaksanakan kegiatan ujian sekolah.
Tak jarang juga fenomena ini sampai menular kepada tingkat sekolah dasar (SD), yang mana sangat berbeda dari persepsi masyarakat yang biasanya melihat kejadian ini terjadi pada anak SMA saja. Hal tersebut dinilai meresahkan masyarakat dan dapat mengganggu ketertiban.
Sugianyanti (2019) melakukan pengamatan pada kegiatan aksi corat-coret yang dilakukan anak SMA dalam merayakan kelulusan. Kegiatan tersebut biasanya berbentuk kegiatan kumpul bersama, jalan bersama (konvoi) dengan kendaraan bermotor dan tak jarang melanggar lalu lintas.
Bentuk pelanggaran yakni tidak membawa SIM, surat kendaraan, dan pelanggaran lainnya contohnya tidak mengenakan helm dan ugal-ugalan.
Pemaknaan kelulusan semacam itu diyakini menurut penelitian Krisnawati (2016), sebagai bentuk simbolis "pewarnaan hidup" dari kehidupan setelah SMA. Baju putih digambarkan sebagai kehidupan dan cat sebagai pewarna kehidupan.
Tentunya kegiatan ini juga menuai kontroversi, pasalnya seragam baju SMA terdapat bendera merah putih yang berpotensi terkena aksi corat-coret.
Berlatarbelakang dari masalah tersebut, SMAIT Latansa Cendekia Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, mengalihkan kegiatan corat-coret dan konvoi dengan mengadakan galang bantuan seragam dan menyalurkannya ke pihak yang membutuhkan.
"Tidak mungkin kami tega mencorat-coret baju yang terdapat lambang negara. Baju ini juga sebagai saksi perjuangan kita dalam belajar," kata Ketua OSIS SMAIT Latansa Cendekia Shofi, dalam keterangan tertulis, Ahad (19/06).
Perwakilan siswa berprestasi Alvin Dwi Putra, menyerahkan pakaian donasi secara simbolis pada acara Wisuda ke-4 SMAIT Latansa Cendekia kepada Kepala Sekolah SMAIT Latansa Cendekia, Louly Risdayanti.
Acara tersebut diadakan secara outdoor di kampus SMAIT Latansa Cendekia, Pasar Kemis Kabupaten Tangerang, Ahad (19/06). Dengan aksi ini berharap dapat menginspirasi sekolah lain untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi masyarakat.
(EDY)
- PPDB SMP Pemkot Tangerang Lakukan Sinkronisasi Dapodik
- 353 Santriwan Santriwati 2022 Al-Irsyad Banten Diwisuda
- PPDB Ada Kecurangan, Aktivis Andri Yanto Siap Laporkan Ke Ombudsman RI
- Server di Sekolah Pemprov Banten Ingin PPDB Lancar
- Wakil Wali Kota Tangerang Melepas 300 Santriwati ke Gontor
- Dua Tokoh Kota Tangerang Diganjar Award Dipertanyakan Kiprahnya terhadap Guru Honorer
- Forum Guru Honorer Berikan Award Kepada Dua Tokoh Kota Tangerang