Profil Tokoh
03/08/2015 10:08
Sumardi, SH, MH - Advokat Senior dan Dosen Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang. (FOTO: Azie Stianegara)
\"Share

DUA dunia sekaligus digeluti pria kelahiran Sukoharjo genap lima puluh tiga tahun silam ini. Pengacara sekaligus dosen Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang dipadukan Ayah berputera tiga ini dengan begitu harmonis. Firma Hukum (Law Firm) Sumardi & Partner yang telah dibukanya sejak lebih satu dasawarsa lalu dan kini berkantor di bilangan Modernland, telah melambungkan namanya serta menjadikannya seorang Advokat yang demikian diperhitungkan pelbagai pihak. Apa dan siapa lebih jauh Sumardi Sang Dosen simpatik yang dikenal agamis dan senantiasa bertutur dengan santun ini?

Berangkat dari sebuah kebulatan tekad berbingkai keyakinan nan utuh untuk maju sekaligus merubah nasib, pada seputar 1983-an, dari Solo pemuda Sumardi memilih “hijrah” ke Tangerang. Padahal belum lagi sampai satu semester segarnya udara kampus di Solo-Jawa Tengah itu dihirupnya. Garis kehidupan pada akhirnya membawa Sumardi terpaksa masuk fakultas hukum UNIS.

“Sesungguhnya kala itu masuk fakultas hukum bukanlah cita-cita saya. Saya inginnya masuk fakultas ekonomi. Tapi pada 1983, di UNIS Tangerang belum ada fakultas ekonomi. Mau tidak mau saya ambil saja fakultas hukum,” tutur Sumardi mengawali kisahnya, beriring sinar kedua bola matanya yang berkaca-kaca.

Singkat cerita, pada semester III FH UNIS, pagi hingga menjelang petang hari-hari Sumardi justru lebih banyak dihabiskannya untuk menyambangi kantor pengadilan. Sampai-sampai suatu ketika, seorang hakim pengadilan yang mungkin merasa terlampau kerap melihatnya, sempat menegur,”Mas, apa ada sidang dengan saya?”

Sementara kalangan jurnalis muda yang nyaris setiap hari meliput di kantor pengadilan, mengira Sumardi justru bagian dari mereka, seorang wartawan. “Saking seringnya saya main ke  pengadilan dimasa-masa itu, saya banyak menimba ilmu tentang dunia peradilan. Saya jadi banyak kenal pengacara senior Tangerang, diantaranya Pak Singgih. Meski saya rela memulainya dari membawa-bawakan tas para pengacara di kantor pengadilan itu. Saya berpikir tak perlu gengsi-gengsian,” ungkap suami terkasih dari wanita lembut yang punya nama khas Jawa Tengah, Marsini.

Paris Van Java, Bandung, bagi seorang Sumardi tak lain adalah sebuah kota yang menyimpan kenangan indah tersendiri. Betapa tidak. Pada 1988 diadakan Ujian Pengacara Praktek di Pengadilan Tinggi Bandung. Berbekal ijazah sarjana muda serta uang Rp 150 ribu, Sumardi nekad berangkat ke Kota Kembang itu.

“Saya ingat betul, dari uang Rp.150 ribu yang saya kantongi, Rp.50 ribu untuk biaya pendaftaran dan seratus ribu saya pergunakan untuk akomodasi dan makan selama beberapa hari di Bandung. Alhamdulillah hasilnya, tepatnya 4 Januari 1989 saya disumpah di Pengadilan Tinggi Bandung sebagai Pengacara Praktek untuk wilayah praktek Jawa Barat,” kenang Sumardi tentang awal perjalanan karirnya di dunia pengacara.

Baginya, Sang Khalik memang menggariskan dirinya mesti berangkat dari sebuah kesederhanaan. Ketika itu bisa jadi Sumardi sendiri tak pernah berpikir kalau sebuah kederhanaan di muka bumi milik Allah ini terkadang justru membuahkan hasil yang luar biasa. Seorang Sumardi tak ayal bermodalkan ketekunan luar biasa sekaligus tekad untuk senantiasa menjunjung tinggi profesionalisme dalam meniti karir.

“Seorang advokat harus mampu memberikan pemahaman dan juga pencerahan pada klien,” tegas Sumardi

Di dunia kampus sebagai seorang dosen senior dan kancah advokat dibuat Sumardi bak pinang dibelah dua dalam soal pembagian waktunya. Dikalangan mahasiswanya, sosok Sumardi selama ini dikenal sebagai salah seorang dosen simpatik dan senantiasa dekat dengan mereka. Sedang di kalangan pengacara Banten, advokat handal sekelas Sumardi belum lama berselang bahkan telah didaulat resmi menjadi Ketua Dewan Pembina Himpunan Advokat Banten Independen atau HABI.

“Terus-terang, dunia kampus memberikan tambahan wawasan bagi saya dalam memberikan pelayanan hukum bagi masyarakat luas. Di kampus, saya juga menjadi dosen pembimbing mahasiswa saya yang sedang menyusun skripsi. Sementara di kantor pengacara, saya berusaha banyak membina para advokat yunior saya yang datang dari berbagai perguruan tinggi meski terbanyak dari UNIS,” jelas advokat yang dalam waktu dekat bakal meluncurkan buku karyanya untuk konsumsi kalangan praktisi hukum maupun masyarakat umum yang bertajuk “Peradilan Tata Usaha Negara”.

Lengkap sudah rasanya kesuksesan kini dalam genggaman Sumardi. Joko Purnomo putera sulungnya pun telah pula meraih gelar sarjana hukum. “Sejatinya, sejak muda saya menjalani hidup ini dengan begitu saja mengalir bak air. Dan sungguh dalam hidup saya, kebahagiaan yang hakiki adalah manakala orang lain merasa bahagia karena kita,” tandas Sumardi bernada sarat ketulusan. (EH)            

 

BIODATA

N a m a                 : Sumardi, SH, MH

TTL                       : Sukoharjo, 30 Januari 1962

Agama                  : Islam

Pendidikan            : S2 Hukum – STIH “IBLAM”

Kantor                   : Jl. Jend. Sudirman Ruko Modernland, Cipondoh Blok CR

                              No. 33 – Kota Tangerang

Nama Istri             : Marsini

Nama Anak            : 1. Joko Purnomo, SH, MKn      (29)

                              2. Dwi Lenggo Hascaryo           (25)

                              3. Dyan Nuli Angrenggani         (20)

 

PERJALANAN KARIR

Sekretaris LKBH UNIS

Ketua LKBH UNIS

Wakil Dekan II FH UNIS

Ketua Pansel Panwaslu Provinsi Banten

Wakil Ketua Panwaslu Kabupaten Tangerang (1999)

Koordinator Tim Lawyer Pasangan Walikota Arief – Sachrudin

Wakil Ketua PERADI DPC Tangerang

Ketua Dewan Pembina Himpunan Advokat Banten Independen ( HABI )

Berita Terkait

Tentang Kami | Hubungi Kami | Redaksi | Disclaimer

PT BantenExpres Siber Media ©2018     develop by mitratek