Hukum_Kriminal
Kamis 18 September 2025 21:34
Para peserta Bedah Buku "JI Sampai NKRI" di Aula MUI Kota Tangerang. (FOTO: untuk BantenExpres)
\"Share

BANTENEXPRES - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang bersama sejumlah tokoh agama, akademisi, dan aparat penegak hukum menggelar acara Bedah Buku "JI Sampai NKRI" di Aula Gedung MUI Kota Tangerang, Kamis (18/09). 

‎Acara ini mengusung tema "Merawat Indonesia, Menuju Harmoni Bangsa" sebagai refleksi dan aksi nyata mewujudkan kota yang damai, inklusif, dan tangguh.

‎Buku “JI Sampai NKRI” karya Dr. Sholahuddin mengulas dinamika Jemaah Islamiyah (JI) pasca Bom Bali 2002 hingga deklarasi pembubarannya pada 30 Juni 2024. Peristiwa ini dipandang sebagai deradikalisasi kolektif, yakni fenomena langka ketika sebuah kelompok bersenjata memilih meninggalkan jalan kekerasan.

‎Bedah buku ini menghadirkan penulis bersama sejumlah narasumber, antara lain Ust. Para Wijayanto (mantan Amir Jemaah Islamiyah), Brigjen Pol John Weynratt Hutagalung (Direktur Pencegahan), KH Ahmad Baijuri Khotib, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Raden M. Jauhari, Dr. H. Muhamad Qustulani, Dr. Muhammad Soleh Hapudin serta tamu undangan. 

‎Dalam paparannya, Sholahuddin menekankan bahwa transformasi JI terjadi melalui konflik panjang dengan aparat. Jika pada awalnya konflik bersifat resiprokal (saling balas serangan), maka pada dekade terakhir bergeser menjadi konflik respon. Alih-alih membalas dengan kekerasan, JI memilih jalur dakwah, pendidikan, dan pada akhirnya mengambil keputusan membubarkan diri.

‎"Ini momentum penting, bukan hanya bagi Indonesia, tapi juga dunia internasional. Tidak banyak organisasi teroris yang secara kolektif memutuskan meninggalkan ideologi kekerasan," ujarnya.

‎Direktur Pencegahan, Brigjen Pol John Weynratt Hutagalung dalam sambutan yang diwakili oleh AKBP Joko Dwi Harsono menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya memperkuat kolaborasi lintas elemen bangsa. 

‎"Bedah buku ini bukan hanya forum akademis, tetapi juga sarana membangun kesadaran bersama bahwa radikalisme dan terorisme dapat dilawan melalui pendidikan, dialog, dan penguatan nilai kebangsaan. Kami mendorong lahirnya agen-agen perdamaian dari masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI," tuturnya. 

‎Acara ini dihadiri dari berbagai kalangan, tokoh lintas agama, pimpinan ormas, pengurus majelis taklim, Para Penyuluh Agama, pengurus DKM, mahasiswa, hingga forum kerukunan (FKUB, FKDM) dan unsur pemerintah daerah. 

‎Melalui kegiatan ini, MUI Kota Tangerang bersama Direktorat Pencegahan dan mitra strategis berharap lahir jejaring kolaborasi lintas elemen masyarakat dalam menangkal radikalisme serta memperkuat narasi kebangsaan.

‎Ketua MUI Kota Tangerang KH Ahmad Baijuri mengatakan, bedah buku bertujuan agar publik semakin paham akan bahayanya radikalisme serta mewaspadai gerakan-gerakan radikalisme. 

‎"Bedah buku ini tujuannya agar masyarakat semakin paham, semakin tahu bahaya apa itu kelompok jaringan Jamaah Islamiyah (JI), NII dan lainnya," kata Kiai Baijuri kepada awak media ini usai bedah buku. 

‎"Walaupun JI sudah dibubarkan tapi paham ideologinya tetap masih ada, maka itu kita sama-sama mengawas lingkungan kita jangan sampai ada warga yang terpapar paham tersebut," imbuhnya menegaskan.

‎Kiai Baijuri berharap, adanya kegiatan tersebut menjadi momentum guna memberikan pemahaman lebih konkret bahwa jaringan terorisme dan radikalisme bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. 

‎Menurutnya, radikalisme bisa hadir di semua lini kehidupan. Bahkan, kata Kiai Baijuri menyasar berbagai kalangan. 

‎Dalam kesempatan ini, Kiai Baijuri menyampaikan, pihaknya akan menggelar ikrar pengakuan 47 orang mantan anggota jaringan radikalisme pada Oktober 2025 mendatang. 

‎"Nanti akan ada ikrar pengakuan mantan anggota jaringan radikalisme di sini (MUI). Mereka dari Kota Tangerang, mereka akan bertaubat dan kembali ke pangkuan NKRI," ungkap dia. 

‎(ZIE/GUNG) 

Tentang Kami | Hubungi Kami | Redaksi | Disclaimer

PT BantenExpres Siber Media ©2018     develop by mitratek