Suara Redaksi
18/01/2013 16:56
FOTO: NET - Ilustrasi
\"Share

Ujian dan azab memang beda tipis, bagi orang-orang beriman salah satu ciri ujian adalah tetap bersabar dan semakin meningkatkan taqwa. Karena memang sudah pasti orang beriman atau bila kita mau dinaikan derajatnya pasti di uji lebih dahulu sama halnya seperti nabi, sahabat dan para ulama besar. Sebut saja ahli tafsir terkenal  Sayid Qutub, bahkan Buya Hamka menyelesaikan tafsir Qurannya di penjara dan masih banyak lagi tokoh-tokoh hebat duji luar biasa termasuk Soekarno yang mengalami pembuangan didaerah terpencil.

Pertanyaanya sekarang banjir yang menimpa negeri ini terutama Jakarta dan Banten musibah/azab  atau ujian. Banyak ulama bilang banjir yang setiap 3 tahun sekali menimpa negeri ini adalah azab bukan ujian. Tidak hanya ulama, orang-orang awam bahkan yang tidak pernah sholat pun bilang banjir yang yang terjadi adalah azab akibat ulah manusian itu sendiri. Bayangkan saja, Tangerang, Lebak yang notabene masih banyak tanah kosong alias sawah pun dilanda banjir. Bahkan Kota Tangerang yang selama ini menggembar-gemborkan akhlakulkarimah pun tak luput dari banjir, sok sudah pasti Jakarta  adalah kota yang banyak maksiat.

Lalu apa sih kira-kira perbuatan manusia Banten, manusia Jakarta dan manusia Tangerang yang membuat Allah marah dan menurunkan azab banjir. Sudah pasti secara teknologi karena banyaknya pembangunan perumahan alias pengembang nakal, bahkan salah satu lurah di Kota Tangerng menuduh banjir akibat pengembang nakal, mungkin ada benarnya, tapi kalau merinci bukankah perijinan pengembang dari BP2T atau dinas PU yang juga merupakan anak buah walikota, nah berarti yang salah bukan pengembang alias pemerintah setempat alias oknum-oknum pejabat yang mudah disogok alias KORUPSI.

Yang berikutnya, perzinahan/perselingkuhan dinegeri  ini sudah keterlaluan alias sudah membai buta. Survei sebuah lembaga menyebut bahwa 10 laki-laki yang sudah menikah 8 diantaranya pernah selingkuh, pelajar-pelajar dikota besar SMP/SMA 90% sudah melakukan deep kis dan 60% lagi sudah tidak perawan, luar biasa. Sangat masuk akal bila kemudian Mahfud MD mengusulkan bahwa gratifikasi sex lebih berat dari gratifikasi uang, sehingga harus cepat dibuat undang-undangnya. Pejabat-pejabat pemerintah dari mulai tingkat lurah sampai kepala dinas sebagian besar melakukan rapat-rapat dipuncak tentunya dengan selingkuhan atau membeli mentah ’istilahnya’ beli sate.

Dan yang tak kalah besar dan hal ini tidak disadari adalah perbuatan bid’ah yang melanda masyarakat muslim umumnya sampai tingkat imam masjid atau ustad pun banyak yang melakukan bid’ah alias ibadah yang diada-ada alias tidak berdasarkan sunah dan quran. Di Banten khususnya berapa ribu orang setiap hari melakukan ziarah ke makam-makam wali atau makan-makam keramat dengan tujuan minta selamat dan minta barokah isitilahnya, dan mari kita telusuri ternyata mereka rata-rata yang mengkoordinir adalah sudah bertitel haji. Tidak hanya itu, banyak bidah-bidah yang kalau dibedah secara khusus bisa mengagetkan semua pihak, salah satunya ketika orang meninggal dan saat akan dikuburkan dilakukan azan, atau orang meninggal kemudian dilakukan talqin dan  bahkan acara tahlilan yang sudah membudaya dianggap wajib padahal haditsnya tidak ada, apakah itu bukan bid'ah  yang dosanya besar ???

Tentang Kami | Hubungi Kami | Redaksi | Disclaimer

PT BantenExpres Siber Media ©2018     develop by mitratek