Suara Redaksi
02/02/2013 11:11
\"Share

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini sedang berduka, kader diseluruh nusantara sudah dipastikan banyak meneteskan air mata. Itulah salah salah perbedaan PKS dengan partai lain. Bila partai lainya kadernya ada yang tersangkut korupsi mungkin biasa saja, tetapi PKS selain orang paling top yang tersangkut juga antara kader dan pengurus pusat memiliki hubungan psikologi dekat karena sistem pengkaderan partai. Psikologi menangis bukan hanya karena pemberitaan yang membombardir partai berlambang ka’bah ini, namun para kader mungkin hampir berpadangan sama yaitu perjuangan membangun partai lebih dari 10 tahun dan sudah begitu besar namun terkena 'tsunami' dalam hitungan detik ; sakit, sedih, galau dan perasaan bercampur anatara pisimis dan optimis.

Pembelaan pun muncul dari tokoh-tokoh PKS atas ditangkapnya pimpinan mereka (LHI) oleh KPK atas dugaan suap. Hidayat Nurwahid menduga ada konsiprai zionis dibalik itu semua, Tifatul Sembiring juga menyatakan ada kemungkinan KPK ada pesanan politik, dan banyak lagi tokoh PKS yang meragukan KPK. KPK bukan malaikat dan  bisa salah kata para kader lainya. Dan kader dari tingkat ranting sampai DPP dipastikan tidak percaya 100% LHI melakukan perbuatan tersebut bahkan bukan hanya kader PKS tetapi rakyat Indonesia setengah tidak percaya dengan kejadian tersebut, karena satu-satunya partai paling bersih selama ini dikenal hanya PKS.

Tetapi ketua MK Mahfud MD berpandangan lain, KPK dinilai olehnya tidak sembarangan menangkap atau membuat status seseorang tersangka, mereka punya data dan bukti kuat sebelum meneken surat penangkapan.”KPK biasanya tidak pernah meleset dan hamper dipastikan bila sudah menjadi tersangka KPK seseorang tidak mungkin lolos dari jeratan hukum,” kata Mahfud.

Nasi sudah jadi bubur, langkah ketua yang baru Anis Mata yang menyerukan pertobatan nasional untuk para kadernya adalah suatu hal yang harus menjadi perhatian serius untuk para kader PKS, mengingat selama ini kader PKS terlena oleh jabatan dunia. Yusuf Supendi sang pendiri PKS bilang, “Dulu kader PKS hidup sederhana, kini sangat jauh berbeda, mereka hidup mewah dan lupa dengan kesederhanaan, padahal hidup sederhana adalah budaya kader sejak lama sejak partai ini pertama kali dibentuk” kata Yusuf saat diwawancari oleh media ini.

Tertangkapnya LHI sudah pasti bagian dari teguran Allah SWT bukan hanya ujian bahkan bisa dikatakan  ajab kepada partai ini sekaligus memang ujian. Beda ajab dan ujian memang tipis, ajab bila kemudian dengan kejadian ini kader PKS masih tidak mau kembali kepada kehidupan kesederhanaan seperti ajaran rosul, bisa menjadi ujian bila kader-kader bersabar, tidak menyalahkan orang lain dan banyak mengoreksi diri. Semoga tangisan para kader PKS atas kejadian ini melahirkan semangat berjuang, semangat bangkit, optimis dan semangat meraih kemenangan.

JANGAN MENANGIS KARENA SEDIH, MENANGISLAH KARENA ANDA TELAH MENINGGALKAN BUDAYA LAMA PARTAI INI YAITU BUDAYA HIDUP SEDERHANA. BANGKITLAH WAHAI KADER PKS, INDONESIA YANG MAYORITAS MUSLIM BUTUH KETEGARAN DAN OPTIMISME ANDA, JANGAN MENYERAH BERJUANGLAH LEBIH IKHLAS DAN MUALAILAH KEMBALI KEPADA VISI PARTAI AWAL BERJUANG UNTUK DAKWAH BUKAN BERJUANG UNTUK KEKAYAAN DAN KEMEWAHAN, ANDA PKS BUTUH MEDIA BENTUKLAH JARINGAN MEDIA AGAR KELAK MAMPU MELAWAN GEMPURAN ZIONIS YANG MENGUASAI MEDIA.

Tentang Kami | Hubungi Kami | Redaksi | Disclaimer

PT BantenExpres Siber Media ©2018     develop by mitratek